Wednesday, February 19, 2014

KEUNGGULAN SEPEDA SEBAGAI ALAT TRANSPORT DI KOTA

Dengan segala masalah sistem transportasi umum dan kendaraan pribadi bermotor, maka 17 bulan terakhir ini saya mencoba memilih sepeda sebagai alternatif untuk transport. Proses berjalan on and off, dan dengan melibatkan dua jenis sepedar, MTB full suspension dan road bike. Salah satu yang menyebabkan prosesnya lama juga karena rentang waktu pembelian sepeda yang memang tidak bisa berdekatan karena masalah klasik : dana. Jika dipikir secara sekilas, sepeda memang tidak masuk akal untuk dijadikan sebagai alat transport rutin. Dan dengan kondisi secara umum, memang harus dibilang begitu adanya. Pada awal-awal, hal-hal umum ini juga saya pikir akan mengganggu saya, seperti udara panas, kecepatan tempuh, perlengkapan/barang yang bisa dibawa, kondisi outfit, keletihan, dan lain-lain. Tapi setelah dalam masa percobaan tersebut, satu demi satu hal-hal umum yang saya pikir mengganggu, ternyata bisa dieliminasi. Berdasarkan test drive beberapa waktu itu, faktor terpenting dalam menghilangkan hal-hal umum yang membuat sepeda susah untuk diterima sebagai alat transport di sini ternyata ada pada jenis sepeda. Ketika saya menggunakan sepeda MTP full suspension, saya tetap harus berhadapan dengan hampir semua hal-hal tersebut. Hal ini tidak saya duga sebelumnya, karena bagi saya yang bukan atlit profesional ini, semua sepeda adalah sama. MTB memang menjadi pilihan saya di awal, karena pertimbangan saya, sepeda ini bisa dipakai di segala medan, mau jalan raya ataupun offroad, semua bisa saya lalui. Apalagi saat itu teman-teman juga lebih sering ngajak sepedaan di luar kota atau di pinggir kota dengan medan offroad. Dengan dana terbatas, tentu saja MTB ini adalah pilihan yang lebih bisa diterima. Setelah beberapa bulan setahun mencoba MTB, sepeda ini ternyata lebih banyak ditaruh di rumah daripada dipakai. Kemana-mana lebih memilih menggunakan sepeda motor dengan kepraktisan terbatasnya. Sampai akhirnya 6 bulan yang lalu ada diskon besar-besaran di bike colony. Dari daftar diskonya, ternyata ada satu road bike yang harga semula adalah 7jt-an, menjadi 4.5jt. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya memutuskan untuk mengambil kredit sepeda ini demi mencoba bandingannya dengan MTB. Baru beberapa kali mencoba, udah langsung terasa bedanya. Dengan road bike, maka satu persatu hal-hal yang menjadikan sebuah sepeda sudah dijadikan sebagai alternatif transport bisa dihilangkan. Dengan road bike yang jauh lebih ringan, roda yang jauh lebih tipis, dan frame yang lebih ramping, maka kecepatan tempuh, keletihan, kepraktisan, akhirnya bisa diatasi. Kecepatan tempuh menggunakan roadbike misalnya. Dalam kondisi jam kerja, ternyata menggunakan sepeda lebih cepat daripada mobil atau motor. Beberapa faktor pendukung untuk ini adalah sifat sepeda sebagai alat transport yang bebas macet, bebas traffic light, bebas arah arus jalan, dan bebas putar balik. Hal kecil tapi penting lain yang membuat road bike lebih unggul dari MTB adalah, safety net. Ketika terjadi apa-apa dengan road bike saya, saya tinggal copot ban depan dan belakang, cari taksi, masukkan frame dan dua ban ini ke bagasi taksi, dan perjalanan bisa segera dilanjutkan. Hal ini tidak bisa saya lakukan dengan MTB yang mempunya roda dan frame lebih berat dan lebih membutuhkan tempat. Safety net itu yang membuat sepeda bisa mengalahkan kendaraan bermotor pribadi lainnya. Saya selalu uring-uringan ketika ban motor saya bocor dan kempes tiba-tiba. Ini membuat saya harus mendorong motor mencari tukang tambal ban terdekat, yang tentu saja sangat-sangat tidak bisa diprediksi seberapa dekat “terdekat” ini, menunggu ban ditambal (dan berdoa bocornya tidak banyak, ban dalamnya tidak rusak, atau antriannya tidak banyak). Motor yang cukup praktis aja seperti ini, apalagi mobil. Jadi dengan adanya safety net ini dan waktu tempuh yang lebih cepat, saya bisa bertransport dengan tenang. Masalah yang masih terasa adalah keletihan. Tapi dengan road bike, keletihan ini bisa turun lebih dari separuhnya jika dibandingkan dengan MTB. Masalah berikutnya yang terbayang adalah tempat parkir di tempat umum seperti Mall, atau gedung perkantoran. Tapi setelah beberapa kali mencari-cari, sekarang jadi hafal bahwa hampir semua Mall ada tempat parkirnya, yang kondisinya bahkan lebih bagus dari tempat parkir motor. Indoor, lebih terlindung, dekat petugar parkir, dan lebih dekat dengan gedung yang bersangkutan. Dengan road bike pula, pilihan untuk memarkirnya bisa lebih luas. Bisa digantung, bisa dititiping masuk mobil teman (kalau ada), bisa dirantai di pagar atau tiang, dan lain lain. Untuk noda keringat dan lusuh, sekarang bisa diatasi dengan menggunakan base layer tambahan dibawah baju resmi. Base layer tambahan ini selain sebagai resapan keringat, juga bisa membantu mendinginkan badan, dan melindungi badan dari angin. Jadi dengan adanya perubahan jenis sepeda dan update gear seperti base layer ini, maka transport dengan sepeda pun bisa sudah mulai diprakterkan lagi. Tinggal menunggu review problem yang timbul di beberapa bulan ke depan dan bagaimana cara mengatasinya.

No comments:

Post a Comment